Pelangi tanpa warna di ujung mata
Terdiam dalam setengah lingkaran
Menatap sepi jalan setapak di kaki bukit
Menunggu tak pasti akan menepinya waktu
Terpendam dalam – dalam
Adanya rasa yang menguak setelah lama
Berselang antara hari dan minggu
Penuh sesal, namun tak bisa meraung
Cinta itu bias dan buta bagai cermin laut
Setampuk dua kayuh ke padang rumput gersang
Mengalaskan hati pada kerinduan yang tak terbeli
Menyakitkan bagai ironi, lelaki di depan wanitanya
This poem has not been translated into any other language yet.
I would like to translate this poem