Ketakutan
Kuluncurkan panahku ke arah bintang
namun meleset, terkena lampu-kota dan pecah
pecahannya buatmu bangun. marah, murka
karena tak melihat lagi bulan dalam mimpimu
Kau mengejar aku yang bersembunyi dalam gelap
aku takut lalu berlari ke dalam rok ibu.
tapi ibuku menjadi raksasa. menginjak-injak aku
hingga remuk lalu menelannya dan benamkan aku
dalam ruang sempit
Pagi datang aku tlah keluar dan terhanyut
pada sungai hingga kumaknai lagi alirannya.
ternyata aku terdampar kembali ke kotamu
Bekasi 10 Oktober 2008
Ziarah
Pada penziarahan ke kotamu
terekam indah mawar yang pernah kau tanam.
dan wangi selusuri ruang dalamnya.
lalu lahirkan bocah-bocah
yang terus berlari sambut mekarmu
Gelombang waktu tak seperti kuduga
kau pun seongok batang kering, terterjang sepi
segalanya menjadi musnah.terbenam rimbunan daun
dan terinjak panasnya waktu.
Pertandamu hanya tangis bila malam menuju pagi.
Pada penziarahan ini, kutabur wangi kenanganmu
sambil lagukan kidung sunyi memangil engkau
agar merasuk dalam jiwa kosongku.
tapi seorang anak kecil telah memungutnya
dan ditancapkan di depan rumahnya.
buat pengusir hantu, katanya.
Bekasi 10 oktober 2008
This poem has not been translated into any other language yet.
I would like to translate this poem