Kesuma Merah: Aku Dan Kamu Di Tepian Stepa Poem by Ilham Q Moehiddin

Kesuma Merah: Aku Dan Kamu Di Tepian Stepa

Aku...ya, aku. Kamu...ya, kamu. Aku melihat dari pinggiran stepa. Kamu melihat dari tengah stepa. Tapi, apa yang aku dan kamu lihat tak pernah kita ceritakan dengan benar. Tak pernah.

Aku...ya, aku. Kamu...ya, kamu. Aku merindukan kamu saat bunga-bunga willow mekar di perutmu. Kamu merindukan aku saat bangsal-bangsal perang berdiri di dadaku. Tapi, apa yang aku dan kamu rindukan tak pernah kita jumpai dengan pasti. Tak pernah.

Kita...ya, kita. Tak perlu menghitung tinggi sebuah gunung. Tak bisa menjelajahi angkasa raya laksana angin. Tak sudi menyelami dalamnya laut, berenang di antara bunga karang.

Siapalah kita ini...ya, kita. Kadangkala, dibaringkan di sela tiang-tiang bumi. Lebih sering memintal ingatan yang kita tenun. Lebih suka menyerut nasib agar kian runcing. Merebahkan pesan di hulu sungai-sungai. Menyambut pasangnya air laut dalam tuntunan bulan. Terlena semilir angin segar yang merambati dedaunan cemara.

Mesti juga kita bertanya, di manakah di lipatan bumi dan langit tersimpan kabar besar tentang zaman? Kabar yang dirindui segenap manusia yang harapannya diselipkan dalam bambu.


(15 Februari 2012)

COMMENTS OF THE POEM
READ THIS POEM IN OTHER LANGUAGES
Close
Error Success