Karena Sinta Bukanlah Engkau
Karena sinta bukan engkau
meski sepasukan raksasa telah menjemput
dan penjarakan engkau di seberang pulau
Engkau hilang tapi mestikah aku menjadi pecundang
di pinggir pantai. mendengar jeritmu dari bisik angin malam
bahwa engkau berlari dari kejaran hasrat rahwana
dan kembali hening bila pagi muntahkan panah langit
merajam kepala mereka. dia tertidur sebentar.
Oh anoman gerakkan rinduku padanya yang duduk
kesepian di halaman istana. oh dia tak lagi berkaca
biarkan tergores kuku tajam raksasa yang nyasar
Sekejab kera-kera berdatangan
bagai petir sambar ketenangan,
berlompat-lompat menimpuk sepi taman
Rahwana murka, rahwana terbakar,
taman-taman hancur, istana terendam batu
beribu raksasa buta mata tersambit
mereka merangkak, sembunyi pada rimbunan
menjadi ular yang menyesali kekalahan
lalu rahwana melingkari engkau, belitkan amarah
menelan kesucian yang terjaga di mahkota,
engkau lelehkan darah. engkau terdiam
saat tahu tak bermahkota lagi.tapi bangau-bangau
mematuk muka rahwana dan bersarang di kepalanya
This poem has not been translated into any other language yet.
I would like to translate this poem
Fitrah, kebolehanmu menyulam kata-kata dengan mimpi amat ku kagumi. Warnailah puisi-puisimu dengan pelangi imaginasimu.10.