Aku ini sampah...Diam, bisu.. payah, dan lemah..
Dengan sayap penuh duri yang dibalut kasih...
Kuterbangkannya temui galaksi, lalu hempaskannya hingga patah....
Bakar sudah aku... Aku ini sampah, memang pantas untuk enyah...
Pecah jadi serpih abu.. melayang lalu jatuh tanpa arwah, dan musnah...
Ah, sampah...
Dihadapnya saja aku bersumpah serapah takkan ucap kata Pisah...
Rela berdarah-darah untuk tetap singgah...
Sayangnya, aku ini sampah...
Aku ini pengecut, bukan lelaki penuh nyali...
Tak lebih suci dari babi.. makan kotorannya sendiri...
Aku bodoh, lagi dan lagi..
Dihari akhir tadi, jiwaku malah sibuk menenun sepi...
Aku membangkang pada hati... memang tak tahu diri...
Jemari sudah bernyali 'tuk hampiri, turuti kata hati..
Bereaksi... gapai imaji..
Sayangnya, aku ini babi... tak punya nyali...
Dunia maya sudah sepi... dunia nyata aku benci...
Hampa... Aku rindu.. Aku benci sepi...
Ingin kubeli arloji yang berputar kekiri...
Demi mengulang hari.. lalu satukan hati...
Aku ingin hidup dalam mimpi, atau berlari menuju ruang ilusi...
Memadu hati dengan sepi... Lalu bernyanyi sendu sendiri...
Sekedar menghibur diri... Mengisi hari..
Menanti hingga kau kembali.. Lalu, bangkit lagi...
Karena hatiku telah membeku pada satu hati...
Terpaku hingga mati..
Demi kamu, aku mau menanti...
Seribu tahun lagi....
If you have any English translation to this poem, it will be nice to share it with us so we can understand the poem as well. Thank you
This poem has not been translated into any other language yet.
I would like to translate this poem
cakep, tapi aku masih bingung narasinya ;)