A Self Reflection, Longing His Wisdom Poem by Hilda Rumambi

A Self Reflection, Longing His Wisdom

Allahku,

Aku meronta-ronta dalam kesesatanku

dan Engkau datang melawat serta mengingatkanku

akan kasih setiaMu yang telah sekian lama kucicipi.

Aku berteriak: “Mengapa salibku berat? ”

Engkau menjawab:

“Apakah kasihKu tidak cukup untukmu? ”

Aku memberontak: “Mengapa pencobaan ini datang bertubi-tubi? ”

Engkau menegaskan:

“Karena Aku yang memilih engkau, anakKu”

Aku meringis karena kesakitanku, ketidakberdayaanku

dan Engkau mengirim bala bantuanmu

untuk membalut luka jiwa dan ragaku.

Aku merintih dalam kepenatanku

dan Engkau menghadirkan berbagai penopang

ditengah ketidak-berdayaanku.

Aku terduduk diam,

tenggorokanku kering, hatiku hampa

membisu tanpa kata

dan Engkau mengunjungi, mendatangiku

lalu memeteraikanku dengan surat pengukuhan

menyatakan aku layak untuk memasuki

proses pemurnian iman tahap selanjutnya.

Allahku,

sanggupkan aku memohon hikmat dariMu

untuk meraih rupa kebenaran

dari tujuan rancanganMu atas diriku

sehingga saat ini dan yang akan datang,

aku selalu dapat menikmati hari-hari yang kau beri

bersama karunia kasihMu

yang telah jauh-jauh hari sebelumnya tersedia bagiku.

Amin



ps:
Untuk seorang kakak:

Gelombang samudra hidup belum usai kau lalui

Riuh rendah tawa tangis yang ditelan masih harus dilengkapi

Pada saatnya akhir episode terucap tenang kau ingin lewati

Namun rinai coba tak juga menyingkir malu

Seolah tertera lekat dalam nafas

Kapankah akhir hidup manis engkau rasa

Tertatih-tatih kau himpun suara

Terbayang penjara keras hidup tak buat kau lara

Tak kau sudahi mampumu berpikir

Atas hal bukan wilayahmu lagi

Belum selesai sudah rasa asihmu

Serahkanlah segala urusan pada Sang Maha…

COMMENTS OF THE POEM
READ THIS POEM IN OTHER LANGUAGES
Close
Error Success