Coklat Surat Poem by Johnny Wirjosandjojo

Coklat Surat

Ah, M.
pada pahatan tinta
yang dingin-redup kemarin:
aku menanti

senyummu cepat
menuju tangis pilu

atau sepi itu tangis
ramai bunyi langkah
pawai berbaris?

tahu aku 'pastiannya:
silangkan tangan,
menguping dengar
hingga ramai suara
lenyap-sepi-menghambar

Ah, gadis,
dadaku terlantar
tergolek-menghampar

gelisah tak kuasa berkelesah
resah menggundah tanah
di muka pasar.

COMMENTS OF THE POEM
READ THIS POEM IN OTHER LANGUAGES
Close
Error Success