: kepada mbak cinta
ketika sangkakala terdengar
melayang nyawa dari raga
angin berhenti berdesir
roboh runtuh semua
duhai cinta dan pemujanya!
siapkah dikau saat sang maut menjemput?
duhai dunia dan penghiasnya!
kapankah dikau diseret ke dalam neraka?
rumput tiada lagi bergoyang
pohon beringin sudahlah tumbang
samudera telah kering kerontang
duhai kemana lagi rahmat ilahi datang?
bintang gemintang dahsyat bertabrakan
ibu lupa anak yang pernah dilahirkan
matahari terbit dari barat
harta menjadi laknat
duhai insan berlumur dosa!
kepada siapa dikau berlindung?
duhai hati menghitam pekat!
kuatkah dikau dibakar api berkobar?
ketika sangkakala terdengar kedua
bangkitlah seluruh mahlukNya
di padang pasir di gunung
di laut di angkasa
duhai lihatlah ke penjuru timur barat!
manusia telanjang bulat tidak bersunat
menuju suatu tempat penuh khidmat
sementara sang surya begitu dekat
duhai para penyembah nafsu!
mengapa dikau menangis tiada henti?
kemana canda tawamu selama ini?
dimana anak dan teman pendukungmu?
duhai pembela angkara murka durjana!
mengapa dikau mengaduh membahana?
kemana pedang cambukmu yang dipakai
tuk membunuh tuk menyiksa tuk menakuti?
sudah terlambat dikau menyesal
sudah tertutup pintu ampunan
sudah ditiup dua kali sangkakala
o hanyalah Engkau Tuhan
Yang Maha Pengasih
Maha Penyayang
This poem has not been translated into any other language yet.
I would like to translate this poem