Keringat Ayah (Indonesian) Poem by Imam Setiaji Ronoatmojo

Keringat Ayah (Indonesian)



Pada suatu siang pukul 01: 00,
Saya terkenang keringat Ayah,
Pada sebuah jalan di negeri ini,
Negeri penuh kebohongan dan nestapa,
Keringat keteguhan,
Pada suatu ketika Ayah menelpon:
“Bahwa meski langit mendung berawan,
Tetapi kau jangan takut “
Hari-hari ini saya merindukan keringat ayah,
Yang saya tahu persis baunya,
Saya selalu merasa kehilanganmu,
Mungkin kata-katamu hanya
membentur dinding beku,
Tak mengapa,
Keringatmu sangat lekat,
di hidungku,
Perjalanan masih panjang,
Tak mengapa,
Tak menjadi soal!

(2013)

POET'S NOTES ABOUT THE POEM
My father was a forestry lecturer at a state university in Yogyakarta, around 600 km south-east of Jakarta. He died at 01: 00 AM 2004 in a mosque.
COMMENTS OF THE POEM
READ THIS POEM IN OTHER LANGUAGES
Close
Error Success