Kenangan Akan Secangkir Teh Poci (Indonesian) Poem by Imam Setiaji Ronoatmojo

Kenangan Akan Secangkir Teh Poci (Indonesian)

Bu, kalau ingat teh poci, maka aku mengingatmu.
Bagaimana tidak, seorang politisi muda
saja kebangeten mencoba belajar lupa.
Tapi, bu aku tak pernah lupa.
Sebuah poci dituang ke cangkir.
Di sebuah kedai teh di Osaka.
Aku jadi sadar bahwa hari-harimu selalu hadir buatku.
Setiap pagi jika aku hendak pergi.
Menyajikan secangkir teh hangat.
Lalu sering kau gosok punggungku,
sambil menatapku mau pergi ke tempat kerja.
Aku tertawa.
Ini sebuah kegilaan seorang lelaki bukan? Kenapa aku bisa lupa.
Tidak. Seorang istri adalah sebuah doa.
Dan setiap hirupan teh yang kucecap adalah doa.
Doa bagi seorang istri.
Hidup memang melenakan.
Tapi, memang secangkir teh adalah
sebuah ritual bagi bangsa Jepang.
Ia adalah pengingat seperti sebuah
lukisan kecil di cangkir.
Aku mengingatnya itu semacam di Osaka.
Ketika sebuah mata terpejam, tak berkata apapun.
Seperti kata-kata sihir penyair.
Sebuah cangkir berisi teh pahit sedang kucecap.
Dan itulah bentuk cintamu.

(2011)

COMMENTS OF THE POEM
READ THIS POEM IN OTHER LANGUAGES
Close
Error Success